Pencarian

ROSARIO

Tidaklah cukup hanya mewartakan devosi ini pada orang lain, namun diri sendiri harus mempraktekkannya, karena tidak seorangpun dapat memberikan apa yang tidak dimilikinya.

Rahasia Rosario St.Montfort

Meditation Chimes

Jumat, Juni 19, 2009

Meditasi Jendela Berkenalan dengan Allah


Fakta bahwa semua orang adalah anak-anak Allah, acapkali membuat para anak Allah merasa sudah tahu tentang Allah. Tahu tentang Allah akan membuat banyak kata-kata dengan mudah meluncur berupa sedepa wacana yang terekam dengan baiknya di dalam otak, namun tak bergeming saat persoalan merebak menuntut bukti.

Sesungguhnya sebagai anak Allah tidaklah cukup hanya tahu tentangNya selain itu ada yang terpenting, yaitu mengenalNya secara pribadi. Identitas sebagai anak membawa misi duplikasi dengan Bapa, oleh karenanya sungguh sangat diperlukan pengenalan dan pengetahuan tentang Allah bagi semua penyandang misi ini. Allah adalah sedemikian agung dan Maha tak terbatas, tak seorangpun dapat berkata mengenal Bapa seperti Yesus mengenal Bapa. Diperlukan Rahmat serta keterbukaan hati seumur hidup untuk membiarkan Allah sendiri yang memperkenalkan diriNya.

Keterbukaan hati selalu ditandai oleh adanya atensi. Dalam keheningan dan ketenanganlah atensi mencapai puncaknya. Tidak ada keterbukaan hati tanpa hadirnya atensi, begitu pula sebaliknya.
Semakin tinggi tingkat atensi seseorang pada Allah, semakin lebar hatinya terbuka menanti anugrah duplikasi, dan yang pasti akan semakin menyatukan setiap anak-anak Allah apapun latar belakang keimanannya.

Jalan menuju keheningan serta ketenangan dapat dicapai melalui jalan meditasi, karena meditasi merangkum suasana hening dan tenang dalam atensi tinggi pada kehadiran Allah. Demikianlah sehingga meditasi merupakan jalan yang diawali dengan langkah pertama berupa kehendak hendak memberikan atensi pada Bapa semata, yaitu dengan keputusan sejenak meninggalkan segala gelombang dan riak yang mengekor dalam nalar selain membiarkan hati hanya terpaku pada KasihNYa.

Sesungguhnya kita hanyalah bejana-bejana rapuh yang begitu mudah berpaling mengikuti ego tersembunyi tanpa memiliki tali kekang pengendalian diri. Melalui sikap tubuh saat meditasi kita diajak menyadari apa yang kita miliki untuk mendampingi kerapuhan bejana diri ini. Mengontrol tubuh untuk diam dan berada di saat ini, merupakan karunia Allah yang telah ada secara umum bagi kita, ini merupakan hal termudah dan termungkin dari yang tidak mungkin kita lakukan untuk memiliki kekang pengendalian jiwa. Saat kita mau melakukan itu dengan setia, kita dapat melihat garis-garis retak bejana semakin memudar seiring bertumbuhnya Rahmat pengendalian pikiran, di mana kita terbentuk menjadi semakin sederhana dalam keegoan, semakin menduplikasi Kasih Bapa.

Meditasi Kristiani mengajarkan untuk meninggalkan segala hal yang merupakan pelanturan, yaitu hal-hal yang mengalihkan perhatian dari pengucapan mantra di dalam hati, walau hal tersebut adalah harapan-harapan atau rencana-rencana atau keadaan yang memberi kenyamanan bahkan yang terlihat amat rohani sekalipun. Walaupun Meditasi Kristiani tidak menjanjikan apa-apa, kita akan melihat bahwa persatuan dengan Allah secara intens selama bermeditasi secara teratur tidak pernah sia-sia. Banyak orang telah bercerita tentang keheranan mereka dengan perubahan baik dalam berpikir dan bertindak terutama ketika dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak nyaman, menjadi ada kontrol yang tidak dimiliki sebelumnya.

Berhati sebagai seorang anak yang baik, yang mencintai Bapa, tentu persatuan dengan Bapa di atas segalanya, Rahmat bukanlah tujuan utama, tentu kita tidak akan bersikap seperti anak-anak. Dalam suatu kesempatan kita dapat tersenyum geli bila mendengar celoteh anak kecil yang sangat senang bila kakeknya berkunjung, senang yang terkait coklat dan mainan-maian buah tangan sang kakek, namun kemudian terdengar keluhan bila kakek mulai dengan kecerewetannya, lalu ketika kakek pulang anak2 berharap kakek datang lagi, mungkin yang dimaksud oleh-oleh datang lagi, dasar anak-anak ;-)

Senantiasa memberikan atensi penuh di dalam persatuan denganNya melalui jalan bermeditasi berarti senantiasa membiarkan jendela-jendela hati terbuka membiarkan Kasih masuk memperkenalkan diri saat fajarNya menjelang. Memang bejana rapuhlah manusia ini, sehingga diperlukannya seumur hidup usaha mempertahankan jendela hati tetap terbuka, karena tidaklah cukup waktu kita untuk mengenal Allah yang maha tak terbatas, selain memanfaatkan waktu yang masih tersisa.

Segala usaha untuk tahu tentang Allah melalui pengetahuan yang tersedia dan mengenal Allah melalui pengalaman pribadi merupakan suatu proses seumur hidup, membiarkan proses itu berlangsung berati membiarkan pula Allah terus memproses kita menjadi semakin mirip denganNya.

Semoga pada saatNya Allah menemukan kita semua sungguh adalah anak-anakNya

Terinspirasi dari shering Rm Sing

Tidak ada komentar: