
Bila tak cukup berhati-hati,
segera saja kesedihan dapat berubah menjadi ketakutan yang mencekam.
Ketakutan akan kehilangan.
Ketakutan akan keterlepasan.
Itu pertanda, cinta terukir dalam goresan yang keliru.
Itu isyarat, cinta telah terjerat,
sebagaimana perangkap melumpuhkan rusa yang terperosok,
membiarkan diri terdekam dalam lubang gelap.
Padahal, kemelekatan adalah simpul terumit ketidakbahagiaan yang harus diurai,
yang berasal dari keinginan ego untuk memiliki.
Sedangkan cinta tak perlu memiliki.
Cinta selalu memberi.
Maka, tak ada yang diberikan sang ego, ke-aku-an,
selain penderitaan yang tak terperi.
Cinta yang tulus adalah padi,
yang telah para petani tanam dan tuai.
Sedangkan keinginan untuk memiliki adalah rumput-rumput gulma,
yang bila tak disiangi akan tumbuh lebih besar dari sang padi.
Mata yang buta menganggapnya padi.
Pikiran yang alpa mengharap panen darinya.
Padahal tak ada sebutir biji padi pun yang dapat ditanak dari beribu-ribu rumput gelagah.
Jadi, jangan biarkan ego mendustai cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar